بسم الله الرحمن الرحيم

Minggu, 12 Januari 2014

Seberapa Baktimu Pada Orangtuamu?

 
Dik, kamu punya pacar? Trus kamu sering kasih hadiah ke dia? Kamu rela antar jemput dia meski tubuhmu basah kuyup kehujanan; kepanasan; dan hebatnya itu semua kamu lalui tanpa keluhan? Or kalo kamu ni cewek, kamu rela gitu nunggu dan nonton si dese, demi beraktivitas sedangkan kamu -alamaaak "I'm starving mak oooiii"- sudah kelaparan? Kamu sering juga traktir dia? Pokoknya aduuuh kamu rela banget deh segenap jiwa raga melakukan permintaannya atas nama "pengorbanan dalam cinta" ? Nah, kamu biasa juga yak mengobral kata-kata sayang; rindu; dan cinta buat si dia?

Guys 'n gals, aihhh siapa sih orang-orang itu? Belum tentu juga jadi jodoh kita nantinya. Kenapa juga kamu rela habis-habisin duit; waktu; tenaga buat orang yang belum tentu jadi pasangan resmi kita? Yang lebih dahsyat lagi nih, kenapa kamu mau-maunya banyakin dosa gegara bermaksiyat atas nama "pacaran" dan cinta?

Dik, kamu sebegitunya juga nggak sih ke ibu dan ayahmu? Orang-orang yang umumnya jelas-jelas rela berkorban untukmu dan menyayangimu? Mereka telah berkorban; berjuang; merawat; mengasihi; membesarkanmu dengan tetesan peluh; susah payah dan dalam keadaan letih yang bertambah-tambah? Waktu, uang, tenaga tlah mereka kerahkan dan curahkan untuk membesarkanmu...

Coba kamu ingat, kapan terakhir kamu kasih hadiah ke orangtuamu? Kapan kamu berucap sayang pada ibumu, sepenuh hatimu? Mengeluhkah kamu kalau ibumu memintamu menunggunya 1 jam belanja di pasar? Daan yang lain-lainnya deh pokoknya. Daripada menyayangi orang yang "belum jelas" statusnya kayak begitu….mendingan menyayangi yang pasti-pasti saja lah dik…persembahkan baktimu bagi kedua orangtuamu.

Kakak paham…cinta platonis itu so' pasti beda dengan cinta romantis, but at least…C'mon dik, daripada kamu begitu-begitu sama si dia, mendingan kamu lakukan semuanya bagi orangtua. Dik, sudah jelas loh itu berpahala –in syaa' Allaah-, bukan malah menuai celaka dan dosa.

===
Saudara-saudari…Anda sedang "ta'arufan" dan punya incaran? Lalu setan kadang menggoda Anda untuk rajin mengirim sms dakwah, taushiyah, dan info kajian untuk gebetan? Anda rajin membangunkan "si dia" –dengan kedok- shalat malam atau untuk membaca Al-Qur'an atau menghadiri kajian? Ataukah Anda hobi mengirim nasihat beruntai kata-kata indah, nan melelehkan jiwa dan menggetarkan badan?

Sekarang, apakah segiat itu Anda ingatkan keluarga Anda, terutama kedua orangtua? Daripada Anda menjalani maksiyat dan memperbanyak dosa dengan "pacaran di belakang layar" [meskipun berkedok menyebarkan nasihat kebaikan], lebih baik Anda secepatnya saja melakukan itu semua pada kedua orang tua Anda.

==
Para Ustadz-Ustadzah yang saya hormati…Ketika Anda berdakwah bagi umat…janganlah lupa berdakwahlah juga pada kedua orangtua Anda. Terkadang, seseorang itu lantaran sudah tersibukkan mengurus umat..malah lupa mengurusi keluarganya.

==
Duhai suami yang mencintai istri… seringkali cinta kepada istri membutakan mata hati. Janganlah kau abaikan baktimu pada kedua orangtua hanya untuk menyenangkan istri…Setelah menikah, seorang wanita harus lebih mengedepankan baktinya pada suami dibanding baktinya pada kedua orangtuanya. Berbeda halnya denganmu, wahai suami…Bakti utama mu adalah tetap untuk kedua orangtuamu…

قال أبو الدرداء رضي الله عنه : سمعت رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم يقول
« الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ »

Abu Darda radhiyallaahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah (pintu yang paling bagus dan paling tinggi –pen). Apabila kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, sia-siakan saja orang tua kalian.”
(HR. Tirmidzi)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

« رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ ».

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, dia berkata, "Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh celaka… sungguh celaka… sungguh celaka..”, lalu ada yang bertanya, “Siapakah itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yakni orang yang mendapatkan salah satu dari kedua orangtuanya, atau kedua orangtuanya berusia lanjut, namun ia tidak masuk surga.”
(HR. Muslim)

Orang tersebut tidak masuk surga karena tidak berbakti kepada kedua orangtua dengan mentaati perintahnya, berusaha membahagiakan dan membuat senang mereka, menjaga/merawat/mengasihi kedua orangtua terutama saat mereka sudah berusia lanjut; menjaga tutur kata kepada mereka.

Wallaahu a'lam.
Copas status milik Fatihdaya Khoirani 
via Ummu Fahrian Ida

0 komentar:

Posting Komentar