skip to main |
skip to sidebar
Seberapa Baktimu Pada Orangtuamu?
Dik,
kamu punya pacar? Trus kamu sering kasih hadiah ke dia? Kamu rela antar
jemput dia meski tubuhmu basah kuyup kehujanan; kepanasan; dan hebatnya
itu semua kamu lalui tanpa keluhan? Or kalo kamu ni cewek, kamu rela
gitu nunggu dan nonton si dese, demi beraktivitas sedangkan kamu
-alamaaak "I'm starving mak oooiii"- sudah kelaparan? Kamu sering juga
traktir dia? Pokoknya aduuuh kamu rela banget deh segenap jiwa raga
melakukan permintaannya atas nama "pengorbanan dalam cinta" ? Nah, kamu
biasa juga yak mengobral kata-kata sayang; rindu; dan cinta buat si dia?
Guys 'n gals, aihhh siapa sih orang-orang itu? Belum tentu juga jadi
jodoh kita nantinya. Kenapa juga kamu rela habis-habisin duit; waktu;
tenaga buat orang yang belum tentu jadi pasangan resmi kita? Yang lebih
dahsyat lagi nih, kenapa kamu mau-maunya banyakin dosa gegara
bermaksiyat atas nama "pacaran" dan cinta?
Dik, kamu
sebegitunya juga nggak sih ke ibu dan ayahmu? Orang-orang yang umumnya
jelas-jelas rela berkorban untukmu dan menyayangimu? Mereka telah
berkorban; berjuang; merawat; mengasihi; membesarkanmu dengan tetesan
peluh; susah payah dan dalam keadaan letih yang bertambah-tambah? Waktu,
uang, tenaga tlah mereka kerahkan dan curahkan untuk membesarkanmu...
Coba kamu ingat, kapan terakhir kamu kasih hadiah ke orangtuamu? Kapan
kamu berucap sayang pada ibumu, sepenuh hatimu? Mengeluhkah kamu kalau
ibumu memintamu menunggunya 1 jam belanja di pasar? Daan yang
lain-lainnya deh pokoknya. Daripada menyayangi orang yang "belum jelas"
statusnya kayak begitu….mendingan menyayangi yang pasti-pasti saja lah
dik…persembahkan baktimu bagi kedua orangtuamu.
Kakak
paham…cinta platonis itu so' pasti beda dengan cinta romantis, but at
least…C'mon dik, daripada kamu begitu-begitu sama si dia, mendingan kamu
lakukan semuanya bagi orangtua. Dik, sudah jelas loh itu berpahala –in
syaa' Allaah-, bukan malah menuai celaka dan dosa.
===
Saudara-saudari…Anda sedang "ta'arufan" dan punya incaran? Lalu setan
kadang menggoda Anda untuk rajin mengirim sms dakwah, taushiyah, dan
info kajian untuk gebetan? Anda rajin membangunkan "si dia" –dengan
kedok- shalat malam atau untuk membaca Al-Qur'an atau menghadiri kajian?
Ataukah Anda hobi mengirim nasihat beruntai kata-kata indah, nan
melelehkan jiwa dan menggetarkan badan?
Sekarang, apakah segiat
itu Anda ingatkan keluarga Anda, terutama kedua orangtua? Daripada Anda
menjalani maksiyat dan memperbanyak dosa dengan "pacaran di belakang
layar" [meskipun berkedok menyebarkan nasihat kebaikan], lebih baik Anda
secepatnya saja melakukan itu semua pada kedua orang tua Anda.
==
Para Ustadz-Ustadzah yang saya hormati…Ketika Anda berdakwah bagi
umat…janganlah lupa berdakwahlah juga pada kedua orangtua Anda.
Terkadang, seseorang itu lantaran sudah tersibukkan mengurus umat..malah
lupa mengurusi keluarganya.
==
Duhai suami yang mencintai
istri… seringkali cinta kepada istri membutakan mata hati. Janganlah kau
abaikan baktimu pada kedua orangtua hanya untuk menyenangkan
istri…Setelah menikah, seorang wanita harus lebih mengedepankan baktinya
pada suami dibanding baktinya pada kedua orangtuanya. Berbeda halnya
denganmu, wahai suami…Bakti utama mu adalah tetap untuk kedua
orangtuamu…
قال أبو الدرداء رضي الله عنه : سمعت رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم يقول
« الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ »
Abu Darda radhiyallaahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling
tengah (pintu yang paling bagus dan paling tinggi –pen). Apabila kalian
mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan
memasukinya, sia-siakan saja orang tua kalian.”
(HR. Tirmidzi)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
« رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ
مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ
الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ ».
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, dia berkata, "Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh celaka… sungguh celaka… sungguh
celaka..”, lalu ada yang bertanya, “Siapakah itu wahai Rasulullah?”
Beliau bersabda, “Yakni orang yang mendapatkan salah satu dari kedua
orangtuanya, atau kedua orangtuanya berusia lanjut, namun ia tidak masuk
surga.”
(HR. Muslim)
Orang tersebut tidak masuk surga
karena tidak berbakti kepada kedua orangtua dengan mentaati perintahnya,
berusaha membahagiakan dan membuat senang mereka,
menjaga/merawat/mengasihi kedua orangtua terutama saat mereka sudah
berusia lanjut; menjaga tutur kata kepada mereka.
Wallaahu a'lam.
Copas status milik Fatihdaya Khoirani
0 komentar:
Posting Komentar